Glitter Words

Minggu, 06 Februari 2011

BELAJAR DARI DIWAK


BELAJAR, SIAPA TAKUT ?

Setiap kali mendengar kata 'belajar' sepertinya ada muatan rasa malas, tentunya bagi orang yang tidak hoby belajar. Belajar sebenarnya bukan selalu dikaitkan dengan mata pelajaran.

Kita semua pada hakikatnya adalah seorang pelajar, disadari maupun tidak. Mulai dari kecil kita telah menjadi seorang pembelajar sejati. Belajar mengenal bahasa ibu dan mempraktekkannya; belajar mengenai gerakan dan melakukannya, belajar mengenal alam dan menjaganya serta masih banyak jenis belajar yang lain.

Ketika beranjak dewasa, kitapun terus belajar. Belajar mengenali perubahan fungsi dan tanggung jawab dan belajar untuk menjadi seorang yang berkepribadian matang. Mengenali dan mempelajari perubahan fungsi dan tanggung jawab ketika beralih peran dari seorang pelajar yang masih perlu banyak bimbingan ke seorang pekerja dengan segala bentuk tanggung jawab yang harus dipikul. Terkadang proses pembelajaran itu sering terjadi tanpa kita sadari, sering kita tidak mengerti bahwa sesungguhnya kita telah dan harus melewati proses pembelajaran.

Manusia terus berproses, dunia terus berputar dan lingkungan kita pun terus berubah. Satu-satunya cara untuk bisa terus bertahan dan menjadi sukses adalah dengan belajar. Belajar bukan hanya di bangku-bangku kelas tetapi juga di lingkungan kita, dalam kehidupan keseharian dan dengan orang-orang yang mungkin tidak memiliki gelar guru ataupun dosen. Belajar bisa saja dari benda mati dan dari pengamatan terhadap keadaan sekitar. Dunia ini adalah sekolah besar, universitas kehidupan, sekolah kehidupan. Kita ini pada dasarnya adalah pelajar, pelajar sekolah kehidupan.

SMA Sang Timur Yogyakarta, merupakan sebuah sekolah yang selalu dan tak henti-hentinya mengupayakan anak didiknya bukan semata-mata belajar tentang mata pelajaran rumpun IPA, rumpun IPS ataupun rumpun Bahasa melainkan juga tentang kehidupan. Terbukti selama 2 hari tanggal 4 dan 5 Pebruari 20110 seluruh siswa, guru, karyawan serta dibantu para alumni melaksanakan kegiatan lapangan bersama warga masyarakat dusun Diwak, Kel. Sumber, Kec. Dukun, Magelang. Mereka belajar tentang banyak hal.Belajar berinteraksi dengan masyarakat, belajar mencintai lingkungan dan terlebih belajar mengasah kepekaan hati. Dusun Diwak terletak kurang lebih 9 km dari puncak Gunung Merapi yang masyarakatnya terkena dampak erupsi Merapi beberapa waktu lalu. Mata pencaharian sebagian besar warganya adalah bercocok tanam sayur mayur. Bersama orang tua asuh, guru, karyawan serta dibimbing oleh para alumni serta kakak-kakak dari Padepokan Palguna pimpinan bapak Pras, para siswa belajar banyak hal termasuk didalamnya memelihara lingkungan (mengambil sampah plastik yang berserakan di 10 dusun) dilanjutkan penanaman 1000 pohon sengon, rambutan, pete, mangga dan lainnya. Inilah salah satu bentuk nyata dari pembelajaran kehidupan yang setiap saat dilaksanakan oleh SMA Sang Timur Yogyakarta.

Perlu disadari bahwa hasil dari pembelajaran adalah adanya perubahan. Inti dari belajar adalah adanya perubahan. Kita baru benar-benar dikatakan telah belajar jika telah menghasilkan perubahan dalam diri kita. Seseorang yang dari hari kehari berada dalam kondisi yang sama saja layaknya orang yang tidak pernah belajar. Kita seharusnya belajar, dengan perubahan status yang kita miliki. Setelah mengikuti pelatihan ataupun pembelajaran kehidupan, seharusnya ada kinerja yang berubah dan ada keterampilan yang bertambah. Demikian halnya dengan warga SMA Sang Timur Yogyakarta, terlebih para peserta didiknya. Pembelajar sejati menjadikan perubahan ini bersifat positif, permanen dan berkelanjutan.